Kamis, 08 Desember 2016

Pria ini bertanya Mengapa Umat Islam Mengelilingi Ka’bah? dan Jawaban Dr Zakir Naik membuat semuanya bertepuk tangan... Jangan lupa untuk di share


Dalam sebuah forum terbuka yang dihadiri ribuan orang dan disiarkan di Peace TV, seorang pria bertanya kepada Dr Zakir Naik mengapa umat Islam mengelilingi kabah saat haji dan umrah. Adakah alasan ilmiah dan logisnya?
“Aku ingin mengetahui tentang Ka’bah. Maksudku, apa penjelasan secara kajian keilmuan dan logika pentingnya Ka’bah? Dan mengapa umat Islam mengelilingi Ka’bah?”

Jawaban Dr Zakir Naik mengapa Muslim mengelilingi Kabah

Saudara ini bertanya dengan bagus.
Apa pentingnya Ka’bah menurut kajian keilmuan dan logika? Dan mengapa umat Islam mengelili Ka’bah?
Banyak non muslim beranggapan bahwa umat Islam menyembah Ka’bah. Saya akan memberikan jawaban saya dan nanti saya akan memberikan jawaban secara ilmiah.
Saya akan satukan bersama. Menjawabmu dan menjawab non muslim lainnya atas kesalahpahaman ini.
Ka’bah adalah kiblat, sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an:

وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ

“Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arah Ka’bah” (QS. Al Baqarah: 144)
Dalam bahasa Arab, kiblat. Jadi Ka’bah
hanya sebagai arah. Sebagai contoh, misalnya sekarang kita sembahyang, beberapa menghadap selatan, ada yang menghadap utara, ada yang ke timur, ada yang ke barat. Ke arah mana yang kamu ikuti? Jadi demi persatuan, kami menghadap pada satu arah: Ka’bah.
Jadi Ka’bah adalah kiblat kami. Tidak ada seorang muslim pun yang pernah menyembah Ka’bah.
Dan ketika peta geografi dunia pertama kali adalah muslim yang membuat itu pertama kali. Adalah Al Idrisi pada tahun 1154 yang membuat peta dunia, bahkan muslim yang membuat peta dunia itu. kutub selatan ada di atas dan kutub utara ada di bawah dan Ka’bah berada di tengah-tengah.
Kemudian orang Barat meluncurkan kartografi (pembuatan peta) dan mengubah kutub utara ke atas dan kutub selatan ke bawah, bahkan Ka’bah masih tetap berada di tengah-tengah.
Jadi di bagian mana pun kamu berada di dunia, jika kamu berada di utara menghadap ke selatan, jika kamu berada di timur menghadap ke barat, jika kamu berada di barat menghadap ke timur, jika kamu di selatan menghadap ke utara. Semua muslim di dunia menghadap pada satu arah yaitu Ka’bah dan Ka’bah adalah kiblat.
Sekarang, ketika kamu pergi umrah, ketika pergi haji, kita melakukan thawaf mengelilingi Ka’bah. Kita berjalan mengelilingi ka’bah. Kenapa kami berjalan mengelilingi Ka’bah? Pada dasarnya adalah karena Tuhan Pencipta. Dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan itu.
Kamu bertanya, apa alasan logisnya? Ini tidak disebutkan dalam Quran dan hadits. Jika aku adalah orang yang berakal mau berpikir, kenapa kami berjalan mengelilinginya? Alasan yang bisa aku pikirkan adalah setiap lingkaran hanya punya satu titik tengah. Kita berjalan mengelilingi Ka’bah adalah untuk membuktikan bahwa hanya ada satu Tuhan.
Karena lingkaran hanya punya satu titik tengah tidak akan ada dua titik tengah. Jika kita berjalan mengelilingi Ka’bah adalah untuk membuktikan bahwa hanya ada satu Tuhan.
Dan pernyataan Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu ketika mencium Hajar Aswad yang ada di Ka’bah, “Hajar aswad ini hanyalah batu yang tidak bisa memberikan kebaikan dan keburukan. Aku menciumnya karena melihat Nabi menciumnya.” Jadi tidak ada muslim yang menyembah Ka’bah.
Bahkan di zaman Nabi, ada sahabat yang melantunkan adzan di atas Ka’bah. Tidak ada orang yang menyembah sesuatu lalu berani berdiri di atasnya.
Jadi Ka’bah adalah kiblat, hanya arah. Bukan disembah. [Ibnu K/Bersamadakwah]

Ayo Menjadi Ibu Rumah Tangga Profesional dengan Gaji Surga!!!



Jika saya mengatakan bahwa profesi saya adalah ibu rumah tangga, Anda tidak perlu protes. Ketegasan saya ini bukan karena aura narsis atau sifat otoriter saya sedang kambuh. Dengan segala rendah hati saya terpaksa mengatakannya. Hehehe.

Mungkin orang akan berpikir bahwa saya bisa berkata begitu karena saya dulu kuliah di psikologi dan mengambil kekhususan bidang industri dan organisasi sehingga saya tahu betul arti kata "profesi" dan "profesional". Mmm ..., tidak. Saya bahkan sudah tidak ingat persis definisi "profesi" yang saya pelajari ketika kuliah dulu.

Lalu? Waktu saya googling di wikipedia yang katanya "ensiklopedia bebas" alias "kamus sejuta umat", saya menemukan bahwa tidak ada yang salah dengan kalimat yang saya nyatakan tadi: ibu rumah tangga bisa disebut sebagai profesi. Sebuah profesi, tentu saja, layak dicita-citakan dan diperjuangkan.

Pertanyaannya kemudian, apakah ratusan, ribuan orang di luar sana akan berpikiran sama dengan saya, bahwa menjadi ibu rumah tangga adalah sesuatu yang layak disebut sebagai cita-cita apalagi "cita-cita yang prestisius" sehingga layak diperjuangkan?

Jangan-jangan ini adalah bentuk eskapisme ketidakmampuan saya bersaing di dunia kerja? Please, deh, saya akui bahwa dunia karier memang menggoda. Tak hanya soal kebebasan dan ruang yang luas saja yang membuat seorang wanita karier tak perlu pusing memikirkan "me-time". Bahkan, iming-iming kekuatan personal yang membuat seorang wanita karier mampu memiliki nilai bargaining dalam berbagai hal yang bersifat publik membuatnya terlihat lebih powerful, lebih kinclong, lebih wangi! Wangi Pierre Cardin, pada sebagiannya, bukan wangi bumbu dapur. FYI, saya ibu rumah tangga yang juga rutin terjun ke dapur.

Sepertinya sah-sah saja saya mengatakan bahwa ibu rumah tangga adalah layak disebut profesi sehingga ia layak diperjuangkan. Sebuah profesi, menurut Wikipedia, adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Karakter pekerjaan ibu rumah tangga waktu saya otak-atik kok ya sesuai juga dengan karakteristik suatu profesi. Ini ilmunya orang Jawa: othak-athik gathuk, ning yo mathuk.... Cocok betul pikiran saya dengan teori karakteristik profesi waktu saya cocok-cocokkan.

Karakteristik profesi itu memiliki ketrampilan yang berdasar pada teoritis dan memiliki jenjang pendidikan yang lama dan semakin meninggi. Mulai dari merawat kehamilan sampai momong anak, mulai dari cara menata rumah dan mencuci baju. Pernahkah membayangkan bahwa pekerjaan rumah tangga tak melulu soal benda hidup (baca: suami, anak, mertua, tetangga, kerabat, dll.) namun juga pekerjaan dengan "klien" benda mati (setumpuk cucian, debu, piring kotor, dll.) yang harus diurusi dengan keahlian khusus?

Apakah semua orang bisa mencuci dan menyetrika baju? Please, ya, ini bukan soal tenaga, ini soal bagaimana memahami serat baju dan komposisinya agar tak salah perlakuan ketika mencuci dan menyeterikanya. See? Berapa banyak teori yang telah kita baca untuk semua itu? Berapa kali kita melakukan self upgrading demi kemajuan urusan domestik  serta anggota keluarga kita?

Memang, profesi ibu rumah tangga belum bisa secara formal dipatok jenjang pendidikannya. Namun, jenjang itu ada, lho. Bisa dirasakan dengan uji kompetensi. Caranya? Lihatlah hasil didikan dan hasil sentuhan tangan dan pikiran para ibu rumah tangga.

Profesi ibu rumah tangga juga memiliki otonomi kerja dan juga kode etik meski tidak dikeluarkan secara formal oleh sebuah asosiasi profesional. Rasanya, tidak penting seorang ibu rumah tangga bergabung dalam sebuah asosiasi jika hanya ingin merumuskan sebuah kode etik yang bisa diakui bersama.

Mana ada seorang ibu yang berlepas diri dari kode etik dalam berhubungan dengan suami, dalam mendidik dan membesarkan anak, dalam bersosialisasi dengan masyarakat? Panduannya tidak hanya soal moral saja, tapi juga agama. Namun, tentu saja, tidak berkurang kebaikannya ketika para ibu rumah tangga ini membentuk sebuah asosiasi profesional agar pijakannya semakin kuat.

Yang paling menarik, karakteristik dari sebuah profesi juga meliputi adanya pengakuan status dan imbalan yang tinggi. Nah, ini adalah ilmu tertinggi yang harus segera ditempuh
LINK 200x90
agar lulus menjadi seorang ibu rumah tangga yang profesional. Kenapa? Sebab, urusan ini telah masuk dalam dimensi metafisik, yakni keikhlasan.

Konon, pekerjaan ibu rumah tangga itu nggak pernah kelihatan hasilnya, jadi bagaimana mungkin ujug-ujug bisa mendapatkan pengakuan status? Tulisan saya ini, ya notabene hanya othak-athik gathuk, yang secara ilmiah belum tentu diakui kebenarannya, tentunya dalam rangka pengakuan status itu, bukan? Jauh sebelum saya kelihatan seperti memaksa agar profesi ini diakui, saya sudah ikhlas dengan segala konsekuensi profesi ibu rumah tangga. Profesi mulia yang pertanggungjawabannya menyentuh aspek dunia dan akhirat. Namun, sebuah keikhlasan tidak bisa membendung sebuah wacana, bukan?

Saya tidak pernah merasa bahwa profesi ibu rumah tangga yang lebih bersifat domestik ini adalah sebuah pilihan yang harus dibenturkan dengan sebuah pilihan profesi yang bersifat publik sehingga saya ingin sekali profesi ini disejajarkan dengan profesi lainnya.

Sesungguhnya, saya sudah lama memilih keluar dari benturan itu dan memilih untuk berpikir positif bagi kepentingan diri saya pribadi. Bagi saya, dunia publik dan domestik adalah sama baiknya selama kita memilihnya dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab. Soal pilihan hidup ini tentu sangat berhubungan dengan prioritas hidup seseorang. Namun, rasa saling menghargai sebuah pilihan itu yang ingin saya raih. Toh, menjadi ibu rumah tangga sama berjuangnnya dengan pilihan menjadi wanita bekerja. Sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan.

Mungkin ada yang heran, mengapa saya sebut menjadi ibu rumah tangga itu butuh perjuangan? O, please, tidak mudah menjaga pikiran dan persepsi kita tentang profesi ibu rumah tangga di tengah kompleksitas modernisme dan kapitalisme. Saya merasa, untuk survive di sebuah komunitas manusia modern seolah tidak cukup dengan filosofi sandang, pangan, dan papan semata. Perlu refreshing, Mom. Perlu entertaint. Perlu eksis, bo! Hallow? Duit darimana?

Dalam pandangan saya, kapitalisme membuat persaingan kerja makin berat. Gaji makin kompetitif. Hari gini, istri nggak kerja? Oke, pertanyaan itu sungguh retoris. Anda sedang berhadapan dengan perjuangan seorang ibu rumah tangga secara psikologis. Ajaibnya, semua perjuangan itu, baik secara fisik dan psikis, "digaji" dengan konsep invisible payment. Kok invisible? Tentu. Bukankah pahala tidak pernah kelihatan? Ini yang saya sebut dengan ikhlas tingkat tinggi.

Alhamdulillah saya mendapat mertua yang begitu mengerti dan menyayangi saya. Ada, lho, mertua yang merasa seorang menantu yang hanya menjadi ibu rumah tangga itu adalah wanita yang beruntung menikah dengan putranya yang sukses. Artinya apa? Artinya peran seorang istri tidak mendapat perhatian. Bukankah sukses suami karena sukses istri juga? Ini benar-benar soal keikhlasan melakukan pekerjaan yang tidak pernah kelihatan hasilnya.

Tak hanya dalam pandangan sedikit mertua yang bisa saja keliru, soal ilmu ikhlas ini juga masih harus diuji dengan ribuan kepala yang bersepakat bahwa pekerjaan invisible payment ini adalah "wajar bagi kaum wanita". Suami pulang kerja dan melihat situasi rumah yang aman dan terkendali adalah hal yang sudah semestinya. Itu hanya mekanisme rutin yang melibatkan kaum wanita!

Beban psikologis tentang adanya stereotip salah kaprah inilah yang mengiringi kecapekan fisik kita mengerjakan semua pekerjaan rumah, menjaga anak-anak, dan lain-lainnya. Tak heran, beberapa wanita menyukai bekerja di luar karena meskipun capek, imbalannya jelas dan membawa kebaikan secara finansial.

Puncak dari seluruh perjuangan itu adalah melawan rasa jenuh dan bosan! See? Butuh kecerdasan intelektual dan emosi yang luar biasa untuk menjadi seorang rumah tangga, bukan? Maka, pada akhirnya saya harus menyadari bahwa profesi ibu rumah tangga memang layak diperjuangkan dan dicita-citakan. Penting menjalaninya layaknya seorang profesional jika ibu rumah tangga menginginkan pilihannya ini memiliki efek yang maksimal. Bukan sekedar terpaksa, sekedar tuntutan, sekedar daripada menjadi lajang pengangguran.

Kita memilih profesi ini tentu dengan segala pertimbangan yang terbaik. Jangan sampai sekedar terpaksanya kita menjadi ibu rumah tangga menjadi kita tidak lebih baik daripada ibu yang aktif bekerja di luar. Sebab, tidak semua ibu yang bekerja di luar itu semata-mata melalaikan kewajibannya sebagai seorang istri dan ibu. Barangkali, bekerja adalah solusi lain dari kehidupan perkawinannya yang tidak bisa kita hakimi. Maka, sekali lagi, semua pilihan pastilah berdasarkan prioritas dalam hidup kita, dan tentu saja, selalu mendatangkan konsekuensi baik dan buruknya.

So, jadi ibu rumah tangga? Harus profesional!



sumber : http://www.ummi-online.com/menjadi-ibu-rumah-tangga-profesional-dengan-gaji-surga.html
336x280

Para Istri Harus Tahu.. Kenapa Dalam Islam Hanya Wanita yang Disuruh Taat Pada Suami .?


Seorang wanita pernah menelepon ke acara 'Fatwa On Air' dan berkata: "Ustad yang saya hormati, saya ingin bertanya.. Mengapa Islam hanya mengikat kami kaum perempuan untuk taat kepada suami kami, dengan segala penghalalan dan pengharamannya. Sedangkan para suami tidak diikat dengan hukum apapun untuk mematuhi istrinya juga?"

Sebelum menjawab pertanyaan itu, Ustad tersebut bertanya: "Apakah kamu punya anak laki-laki?"

Wanita itu menjawab: "Tiga orang putra."

Lalu Ustad itu berkata: "Allah memerintahkanmu untuk patuh kepada SATU orang laki-laki, tapi di sisi lain Allah memerintahkan kepada TIGA orang laki-laki untuk patuh kepadamu, bahkan mereka tidak akan merasakan kenikmatan hidup di dalam surga kecuali jika mereka taat kepadamu dan memperlakukanmu dengan baik. Jadi siapa menurutmu yang lebih istimewa?" Wanita itu pun menjawab dengan rasa syukur: "Segala puji bagi Allah atas nikmat keislaman ini.."

Heboh! Gerakan #IndonesiaTanpaPacaran desak MUI Keluarkan Fatwa Haram Berpacaran

Perkembangan zaman diketahui sudah sangat pesat dan menuju kepada era moderen. Namun sepertinya hal itu bukan berarti kalau budaya timur Indonesia bisa dilupakan begitu saja.

Terutama untuk masalah hubungan percintaan yang kalau menurut agama Islam, diharamkan. Seperti diketahui bahwa Indonesia adalah negara yang mayoritas agama penduduknya adalah Islam.

Oleh karena itulah, muncul sebuah gerakan yang meminta untuk MUI dapat mengeluarkan fatwa pacaran itu haram.

Mereka mengeluarkan hashtag #IndonesiaTanpaPacaran yang dianggapnya sebagai revolusi generasi penerus bangsa.



Kutipan  soal seruan ini adalah sebagai berikut:

Mari Serukan pada MUI Untuk Keluarkan Fatwa Pacaran Haram, Dukung #IndonesiaTanpaPacaran
Mari bantu gerakan @IndonesiaTanpaPacaran mewujudkan lingkungan #IndonesiaTanpaPacaran. Sukseskan program nasionalnya yaitu seruan nasional agar Majelis Ulama Indonesia (MUI), mengeluarkan fatwa pacaran haram yang terbukti merusak generasi Indonesia. Seruan ini, merupakan salah satu bentuk nyata dakwah Indonesia Tanpa Pacaran setelah melakukan berbagai program
seperti bagi-bagi buletin, seminar, training, pengajian dan lain-lain.

Walau dengan fatwa yang dikeluarkan MUI nanti tidak bisa langsung menghapus pacaran dari Indonesia, namun tidak bisa dipandang enteng. Sebab fatwa MUI memiliki kekuatan opini di masyarakat. Dengan kekuatan opini inilah, selanjutnya agar terus bergerak di tengah masyarakat hingga generasi meninggalkan budaya rusak pacaran perlahan-lahan.

Oleh karena itu wahai masyarakat Indonesia dimanapun berada, mari ambil bagian menjadi saksi sejarah berjuang menghilangkan pacaran yang telah menggurita di Indonesia. Caranya gampang, langsung buat foto dukungan yang bertuliskan “MUI, Ayo Keluarkan Fatwa Pacaran Haram. Dukung gerakan #IndonesiaTanpaPacaran” lalu kirim melalui LINE@ yang tertera di bio instagram @IndonesiaTanpaPacaran atau tag kami langsung di instagram. Foto dukungan Anda akan kami share di segala akun sosial media seperti instagram, fanpage, line@, twitter, BBM, WA dan lain-lain yang kini bisa menjangkau jutaan masyarakat Indonesia.

Dengan dukungan Anda, insyaAllah MUI sebagai perwakilan Lembaga Swadaya Masyarakat yang mewadahi ulama, zu’ama, dan cendikiawan Islam kami pecaya mendegar hati nurani rakyat hingga akhirnya mengeluarkan fatwa pacaran haram.

Terimakasih, ditunggu foto dukungannya ya.
[tribunsalam]

Ingin Tampil Segar, Terlihat Awet Muda Dan Wajah Berseri-Seri? Baca Doa Ini......

siapa yang tidak ingin tampil segar, terlihat awet muda  serta wajah berseri-seri sepanjang hari. Semua manusia pasti mendambakan seperti itu tidak hanya wanita bahkan laki-laki pun sama menginginkan seperti itu. Namun tahukah anda bahwa tampil segar, terlihat awet muda serta wajah berseri-seri itu tidak butuh biaya mahal yang dilakukan perawatan disalon atau tempat treathment kecantikan. Ternyata hanya dengan doa amalan mampu menjadikan seperti itu. Banyak doa amalan yang bisa dilakukan agar selalu tampil segar, terlihat awet muda dan wajah berseri-seri.


Mintalah kepada Allah dengan sungguh-sungguh, insya Allah akan terkabul. Tidak perlu menggunakan cara-cara yang bisa membahayakan kesehatan kita, sepereti operasi plastik dan lain sebagainya yang sejenis

Bila salah, bisa-bisa wajah bukan tambah cantik tapi justru semakin rusak dan jelek. Alangkah baiknya bila usaha untuk tetap awet muda dan mempunyai wajah berseri itu dilakukan dengan benar. Dan disamping berusaha, kita juga memohon kepada Allah alias berdoa agar usaha kita diberi kelancaran dan tercapai maksud kita.
Di bawah ini ada beberapa amalan dan doa yang dapat dilakukan agar awet muda dan wajah tampak berseri. Boleh diamalkan semua atau salah satu saja.
Doa Dan amalan yang pertama :
Dilakukan setelah shalat Isya
• Ambil air segelas
• Baca al - Fatihah sekali
• Baca ayat Kursi sekali
Baca surat Al - Waqiah ayat 35-38 sebanyak 7 kali . 

Tiupkan dalam air dan minum . Niat dalam hati untuk menjaga kecantikan diri & untuk kebahagiaan rumah tangga .
font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> Doa dan Amalan yang kedua :
Zikir di bawah ini dibaca untuk kita selalu terlihat berseri , awet muda luar dan dalam , amalkan membaca dzikir dengan cara seperti berikut :
Baca " Ya Badiyah " 1 x
Baca " Ya Nur " 1x
Baca " Ya Hadi " 1 x
Baca " Ya Allah " 3x
Baca zikir di atas dan tiup ke telapak tangan , kemudian sapu ke muka kita . Lakukan setiap hari .
Doa dan Amalan yang Ketiga :
Amalkan membaca ayat-ayat seperti berikut ;
Baca ayat ke 35 , 36 , 37 dan 38 dari surah al - Waqiah setiap setelah shalat subuh .
Setelah membaca ayat-ayat ini , hembuskan pada air dan kemudian minum air tersebut .
Metode ini dilakukan supaya terlihat cantik , muda dan energik luar dan dalam .
Nah sahabat demikianlah penjelasan artikel tentang agar tampil segar, terlihat awet muda dan tampak berseri-seri yang tidak butuh biaya mahal-mahal. Itulah Ketiga doa dan amalan yang bisa anda lakukan agar tetap terlihat awet muda dan memiliki wajah yang berseri-seri. Silahkan dilakukan dengan istiqomah, insyaAllah ada hasilnya. Jangan lupa untuk selalu menjaga sholat anda. Semoga bermanfaat

Sumber:Info-tausiah